Hidup adalah anugerah. Kalimat sederhana dengan sejuta makna yang sering kita dengar. Sadarkah kita ? Ketika kita memulai hidup, kita dimasukkan dalam sel penjara dengan banyak penghuni lama dan para sipir. Kita hidup dengan keluarga kita. Setiap orang memiliki keluarga yang berbeda kecuali mereka saudara. Peran sipir dimainkan oleh para penjaga kita. Entah guru, entah pemerintah, entah sahabat. Mereka ada, namun seperti penjara pada umumnya, tak semua sipir mempunyai hati yang baik dan mengajak kita ke jalan baik.
Kehidupan, bukan anugerah, hanya sebuah sketsa. Sketsa yang tidak ada kata pause, cut, play, shoot. No ! Tidak ada. Kehidupan berjalan begitu saja, tak terasa mungkin sekarang berumur 50 tahun, serasa kemarin baru lahir dan memulai segalanya. Kita menjalani sebuah waktu, waktu yang tak akan terhenti, apapun usaha kita, waktu tak akan berhenti dan tak akan kembali. Di dunia nyata tidak ada kata undo atau cancel. Maka dari itu, kita harus menjadi orang bijak. Jangan pernah menyesal, itu memang sudah takdir. Segala sesuatu memang ada risikonya. Dan kita jadi seorang pemberani dengan mengambil risiko tersebut. Tapi jika kita tak berani mengambil risiko, kita penakut.
Menjadi seorang penakut di dunia ini adalah bodoh. Jangan takut. Tak ada yang akan mengakhiri hidupmu jika kau tidak membuat pr, tak ada yang mengirimmu ke neraka jika kamu belum bayar hutang. Ahhh.. jangan jadi penakut, saya juga penakut. Berarti saya bodoh. memang, tapi mengapa mengikuti yang jelek jika tau jalan yang baik ? Sudah tau jelek, jangan diikuti. Itulah sebenarnya kebiasaan buruk para manusia di dunia ini. Saya sebenarnya masih dalam proses, mungkin kita juga dalam proses.
Hidup, suka duka bahagia nestapa siksa. Bagaimana kita bahagia jika sedang dirundung duka ? Bagaimana bisa tertawa sedang yang lain menangis ? Kita bahagia dengan hati, hati kaya akan kasih. Kita bahagia dengan kasih. Tersenyumlah, bahagia itu akan datang dengan sendirinya. Pandanglah langit, langit itu masih tetap biru, awan itu masih tetap putih dan luas, matahari masih menyengat, malam masih bersedia datang, bulan dan bintang masih berteman, dan kita masih bisa bernafas. Jika duka kehilangan, kenapa berduka ? Duka memang ada, tapi tak usah berlarut. Segala sesuatu akan hilang entah bagaimana. Bersyukurlah untuk tiap menit tiap detik yang masih bisa kita nikmati di dunia. Tersenyumlah, beban memang tak akan hilang, setidaknya akan berkurang.
Lalu bagaimana bisa tersenyum di tengah orang yang menangis ? Mudah sekali. Jangan senyum sendiri, itu kuncinya. Kebahagiaan harus dibagi. Ajarkan filosofi tersenyum. Ajarkan bagaimana tertawa dan tersenyum membuat muka menjadi awet muda. Ajarkan bagaimana tersenyum dapat menenangkan atmosfer di sekitar kita. Ajarkan bagaimana tersenyum itu indah. Ajarkan betapa tersenyum itu murah dan mudah. Pandanglah langit bersama, tutup mata, rasakanlah, oksigen itu masih terhirup, kita masih hidup. Bersyukurlah, kita masih bisa hidup di tengah dunia nan ganas dan bertahan, hebat bukan ? Tersenyumlah, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Segalanya akan baik baik saja, itu hanya masalah waktu. Itulah bagaimana suka dalam duka. Hidup adalah kedukaan yang harus kita jalani dengan kesukaan. Hidup lebih berharga dengan sejuta senyuman kita tiap hari. Kita akan terbiasa hidup dalam sebuah penjara, dan pada saat kita keluar dari penjara itu mungkin kita akan berpikir penjara itu tempat menyedihkan yang menyenangkan. ok ,'p
by : Putri Satya :)
Kehidupan, bukan anugerah, hanya sebuah sketsa. Sketsa yang tidak ada kata pause, cut, play, shoot. No ! Tidak ada. Kehidupan berjalan begitu saja, tak terasa mungkin sekarang berumur 50 tahun, serasa kemarin baru lahir dan memulai segalanya. Kita menjalani sebuah waktu, waktu yang tak akan terhenti, apapun usaha kita, waktu tak akan berhenti dan tak akan kembali. Di dunia nyata tidak ada kata undo atau cancel. Maka dari itu, kita harus menjadi orang bijak. Jangan pernah menyesal, itu memang sudah takdir. Segala sesuatu memang ada risikonya. Dan kita jadi seorang pemberani dengan mengambil risiko tersebut. Tapi jika kita tak berani mengambil risiko, kita penakut.
Menjadi seorang penakut di dunia ini adalah bodoh. Jangan takut. Tak ada yang akan mengakhiri hidupmu jika kau tidak membuat pr, tak ada yang mengirimmu ke neraka jika kamu belum bayar hutang. Ahhh.. jangan jadi penakut, saya juga penakut. Berarti saya bodoh. memang, tapi mengapa mengikuti yang jelek jika tau jalan yang baik ? Sudah tau jelek, jangan diikuti. Itulah sebenarnya kebiasaan buruk para manusia di dunia ini. Saya sebenarnya masih dalam proses, mungkin kita juga dalam proses.
Hidup, suka duka bahagia nestapa siksa. Bagaimana kita bahagia jika sedang dirundung duka ? Bagaimana bisa tertawa sedang yang lain menangis ? Kita bahagia dengan hati, hati kaya akan kasih. Kita bahagia dengan kasih. Tersenyumlah, bahagia itu akan datang dengan sendirinya. Pandanglah langit, langit itu masih tetap biru, awan itu masih tetap putih dan luas, matahari masih menyengat, malam masih bersedia datang, bulan dan bintang masih berteman, dan kita masih bisa bernafas. Jika duka kehilangan, kenapa berduka ? Duka memang ada, tapi tak usah berlarut. Segala sesuatu akan hilang entah bagaimana. Bersyukurlah untuk tiap menit tiap detik yang masih bisa kita nikmati di dunia. Tersenyumlah, beban memang tak akan hilang, setidaknya akan berkurang.
Lalu bagaimana bisa tersenyum di tengah orang yang menangis ? Mudah sekali. Jangan senyum sendiri, itu kuncinya. Kebahagiaan harus dibagi. Ajarkan filosofi tersenyum. Ajarkan bagaimana tertawa dan tersenyum membuat muka menjadi awet muda. Ajarkan bagaimana tersenyum dapat menenangkan atmosfer di sekitar kita. Ajarkan bagaimana tersenyum itu indah. Ajarkan betapa tersenyum itu murah dan mudah. Pandanglah langit bersama, tutup mata, rasakanlah, oksigen itu masih terhirup, kita masih hidup. Bersyukurlah, kita masih bisa hidup di tengah dunia nan ganas dan bertahan, hebat bukan ? Tersenyumlah, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Segalanya akan baik baik saja, itu hanya masalah waktu. Itulah bagaimana suka dalam duka. Hidup adalah kedukaan yang harus kita jalani dengan kesukaan. Hidup lebih berharga dengan sejuta senyuman kita tiap hari. Kita akan terbiasa hidup dalam sebuah penjara, dan pada saat kita keluar dari penjara itu mungkin kita akan berpikir penjara itu tempat menyedihkan yang menyenangkan. ok ,'p
by : Putri Satya :)
1 komentar:
wowo , keren !
Posting Komentar